
Yang sedang Anda baca laporan di atas ini (Laporan Survei Kedua: Kerentanan dan Ketangguhan Penyandang Disabilitas) adalah hasil studi kedua dampak COVID-19 bagi difabel/penyandang disabilitas, yang dilaksanakan oleh Jaringan DPO Respon Covid Inklusif. Puji syukur, bahwa di tengah situasi pandemi yang masih berlangsung hampir dua tahun ini, Jaringan DPO Respon Covid Inklusif masih dapat terus memimpin inisiatif penyusunan laporan asesmen ini.
Sebelumnya, pada Juni 2020, Jaringan DPO Respon Covid Inklusif mempublikasikan laporan asesmen pertama yang berjudul “YANG BERGERAK DAN YANG TERPAPAR DI MASA PANDEMI: Suara Disabilitas Dari Indonesia”. Asesmen tersebut lahir atas kegelisahan aktivis dan organisasi disabilitas, atas keterbatasan data dan informasi mengenai situasi penyandang disabilitas di awal situasi pandemi. Berangkat dari diskusi informal (WEBKUSI DPO) yang dilaksanakan setiap Jumat siang secara daring, Gagasan tersebut telah menggerakkan organisasi disabilitas dan pegiatnya di 32 provinsi untuk bahu membahu menghimpun data dan informasi dalam sebuah survei yang menjangkau sebanyak 1683 responden. Hanya dalam 3 bulan, pada Juni 2020 laporan tersebut telah tersusun dan terpublikasikan
Menyusul asesmen pertama tersebut, asesmen kedua ini merupakan upaya untuk menghasilkan data yang konsisten mengenai dampak COVID-19 bagi penyandang disabilitas dan upaya penanganannya. Melalui asesmen ini diharapkan perkembangan situasi penyandang disabilitas di era pandemi ini dapat terbaca oleh para pemangku kepentingan, utamanya pemerintah dan para pihak lain yang bergerak dalam upaya penanganan dampak COVID-19. Hadirnya asesmen ini perlu menjadi rujukan dalam memastikan inklusifitas dalam proses penanganan pandemi, termasuk upaya penanggulangan dampak dan pemulihannya.
Di tengah kemajuan perkembangan kebijakan mengenai inklusi disabilitas, kelompok pegiat dan organisasi disabilitas, baik sendiri maupun berjejaring, telah melakukan banyak upaya yang membuktikan tak hanya keterlibatan, tetapi juga kepemimpinan dalam penanganan COVID-19 yang inklusif. Berbagai aksi Solidaritas, edukasi, pemulihan dampak, hingga penjangkauan vaksinasi dan advokasi kebijakan telah dilakukan di berbagai level baik daerah maupun nasional. Fakta ini membuktikan bahwa ‘no one left behind” dan “nothing about us without us” adalah spirit yang efektif dan menjadi prasyarat wajib dalam upaya penanganan dan pemulihan dampak COVID19.
Masih konsisten dengan asesmen sebelumnya, studi ini memotret situasi penyandang disabilitas di sektor Pendidikan, kesehatan, dampak diri dan sosial, ekonomi dan perlindungan sosial, serta resiliensi dan kontribusi penyandang disabilitas dan organisasinya dalam penanganan COVID-19. Studi ini menemukan bahwa kerentanan penyandang disabilitas ternyata lebih banyak dikarenakan bukan oleh disabilitasnya, melainkan sistem dan pendekatan yang belum memperhitungkan keberadaan dan hambatan penyandang disabilitas. Sebagai contoh, buruknya sistem pendataan telah menjadi akar masalah atas distribusi vaksin, Layanan Pendidikan, bantuan sosial, serta bentuk-bentuk asistensi lain yang Sebenarnya sangat Dibutuhkan. Karenanya, sangat penting untuk membaca asesmen ini bukan saja dalam konteks COVID-19 dan penanganan serta pemulihannya, melainkan sebagai contoh kasus dalam mendorong tatanan masyarakat dalam kenormalan baru yang inklusif di semua sektor.
Atas terselesaikannya asesmen ini, Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Australia Indonesia Partnership for Justice (AIPJ2) dan MAHKOTA serta Pemerintah Australia atas dukungan Penuh dan kerjasama sepanjang pelaksanaan asesmen dan penyusunan laporan. Ucapan terimakasih dan penghargaan juga disampaikan kepada Disability Rights Fund (DRF), CBM, serta organisasi dan mitra pembangunan lain yang tak dapat disebutkan satu persatu atas berbagai dukungan, masukan, serta keahlian yang dikontribusikan dalam asesmen ini.
Kami juga mengapresiasi Pemerintah, utamanya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kantor Staf Presiden (KSP), serta Kementerian/Lembaga lainnya, dan Pemerintah di berbagai daerah yang sepanjang penanganan COVID-19 telah selalu berkoordinasi dan berkolaborasi baik bersama Jaringan DPO Respon Covid Inklusif maupun melalui kerja-kerja bersama organisasi mitra Jaringan di Berbagai daerah.
Terutama, rasa syukur, terimakasih dan kebanggaan yang besar disampaikan kepada para organisasi dan pegiat disabilitas dari Aceh hingga Papua yang telah mengkontribusikan waktu, tenaga dan pikiran di sepanjang proses asesmen ini. Keterlibatan 10 koordinator wilayah, serta tak kurang dari 68 enumerator di 34 provinsi adalah fakta bahwa penyandang disabilitas dapat bergerak bersama memantau, mengumpulkan bukti, dan membuat perubahan bersama untuk Indonesia yang lebih inklusif. Akhirnya, Semoga hasil asesmen ini dapat lebih memberikan arah terhadap upaya penanganan dampak COVID-19 dan pembangunan yang inklusif.
Tim Penyusun: Ishak Salim dan M Joni Yulianto
Atas Nama Jaringan DPO Respon Covid Inklusif
0 Komentar